Yah.. mungkin pemandangan seperti ini adalah hal biasa dan tidak istimewa bagi warga asli solo, tapi bagi saya yang merupakan pendatang baru di kota solo pemandangan seperti ini sangat istimewa banget.
Bukan tanpa alasan saya mengatakan wong solo bersepeda itu merupakan pemandangan yang luar biasa. Bagaimana tidak, di zaman yang sudah serba modern ini ternyata warga solo masih banyak yang menggunakan sepeda sebagai alat transfortasi. Anak Sekolah pakai sepeda, Ibu – ibu belanja pakai sepeda, para karyawan pun banyak yang pakai sepeda. Berbeda dengan pemandangan yang saya biasa lihat di kampung halaman saya, yang dimana semua sudah serba motor dan mobil. Orang kepasar bawa mobil, anak sekolah udah bawa motor, bukan hanya anak SMA atau mahasiswa anak SD pun sudah bawa motor.
Memang sepintas kita mungkin menyimpulkan semua itu karena perbedaan daya beli masyarakat atau perekonomian masyarakat yang berbeda level. Istilahnya orang solo hanya punya sepeda untuk alat transfortasi. Tapi ternyata kalau kita lihat lebih dalam lagi bukan lah itu penyebabnya. Orang Solo pakai sepeda bukan karena tidak bisa beli motor atau mobil. Atau bukan karena orang solo tidak bisa bawa motor atau mobil. Tapi yang saya lihat wong solo pakai sepeda karena kebudayaan atau kebiasaan masyarakat solo. Waw… Kota lain maksa - maksa warganya untuk pakai sepeda biar ramah lingkungan, di solo Bersepeda malah udah kebiasaan masyarakat, Apiek tenan…
Ditambah lagi yang lebih istimewa, sepeda yang banyak digunakan di solo bukan sepeda model terbaru versi sepeda gunung atau yang lainnya, melainkan sepeda Tempoe Doeloe semacam sepeda kumbang atau sepeda Onthel. Jadi kita melihatnya berkesan banget. Terlihat sederhana tapi disanalah sisi keindahannya. Walau memang ada juga yang menggunakan sepeda model baru tapi tetap budaya bersepeda di kota solo patut di acungi jempol dan semoga budaya bersepeda ini tidak terhapus oleh waktu.
Add me
Add me
0 komentar:
Posting Komentar